Series: The Immortals #5
Author: Alyson Noel
Publisher: Mizan Fantasy
Publication Year: 2011
Language: Bahasa Indonesia
Translator: Nuraini Mastura
Format: Paperback
Pages: 377
Kisah cinta segitiga Ever, Damen, dan Jude masih berlanjut. Setelah Jude membunuh Roman, Ever yang kecewa karena tidak berhasil mendapatkan ramuan penawar untuk Damen, benar-benar marah pada Jude. Berbagai cara dilakukan Jude agar Ever memaafkannya. Namun, Ever tidak peduli.Ever hanya peduli tentang bagaimana menyelamatkan Damen. Dan kini, Ever mengetahui cara untuk mendapatkan ramuan itu kembali. Satu-satunya cara yang tidak mudah, karena Ever harus berhadapan dengan Haven, sahabatnya sendiri.Di tengah usahanya mendapatkan ramuan, Ever melakukan perjalanan ke Shadowland-dunia bagi jiwa-jiwa yang tersesat. Sebuah perjalanan yang menguak siapa sebenarnya orang yang selama berabad-abad telah dicintai Ever.
*spoiler alert*
Ever masih menghadapi permasalahan yang sama, yaitu mencari penawar dari penawar yang menyebabkan dirinya tak dapat bersentuhan dengan Damen. Setelah Roman dibunuh oleh Jude, Haven semakin terjerumus ke sisi gelapnya. Ever pun mau tidak mau menyiapkan diri untuk menghadapi yang terburuk.
Di buku ini, karakter Ever akhirnya berkembang. Ia mulai mencoba mengendalikan diri dan belajar dari kesalahan lalu. Ever is the least of my problem. Now, Haven … well … sebenarnya dari awal saya sudah nggak simpati sama Haven. Sejak dia mengklaim Damen dan marah sama Ever gara-gara Ever yang akhirnya sama Damen. Kekanakan banget. Memang dia punya masalahnya sendiri, tapi itu nggak membenarkan tingkah kekanakannya.
Karakter lain yang buat saya gregetan adalah Jude. Saya tau niat dia baik. Saya tau dia cuma mau membahagiakan Ever. Tapi timingnya dia nggak pernah pas. Setelah ‘nggak sengaja’ membunuh Roman, dia melakukan hal bodoh lagi di buku ini. Hal yang bukannya membahagiakan Ever tapi malah buat dia semakin susah. Harusnya dia lebih berpikir panjang dan melakukan perencanaan yang matang kalau mau melakukan sesuatu yang berpotensi untuk membahayakan dirinya dan orang sekitarnya.
Lagi-lagi di buku ini Ever mempertanyakan cinta Damen. Penyebabnya adalah masa lalu Damen yang banyak ditutupi dari Ever. Meh. Saya kira Damen sudah berulang kali bilang bukan masa lalu yang mendefinisikan orang. Entah itu dia bilang untuk meyakinkan dirinya sendiri atau Ever. Tapi seharusnya Ever paham akan hal tersebut. Seharusnya Ever nggak lagi mempertanyakan cinta Damen. Mengingat dia selalu ngotot bahwa Damenlah yang ditakdirkan untuknya, bukan yang lain.
Night Star masih berpusat di pencarian Ever terhadap penawar dari penawar Roman, yang menurut saya mulai terasa membosankan. Terutama karena sudah tiga buku pencarian Ever berlangsung. Saya jadi penasaran apa sih yang sebenarnya Ever harapkan dari penawar itu. Apa yang ingin dia buktikan dari pencariannya yang terburu-buru. Kalau dia sudah dapat penawar terus mau apa? Oke, jadi dia bisa bersentuhan dengan Damen sepuasnya. Then what?
Saya lebih tertarik untuk menjelajahi sisi gelap dari Summerland, dimensi magis dimana hal-hal yang tidak bisa dilakukan di dunia nyata dapat terjadi. Sepertinya ada banyak misteri yang harus diungkap di Summerland. Konsep Summerland sendiri menurut saya unik dan aneh. Jadi kalau ada potensi untuk mengeksplorasi Summerland lebih dalam, I’m in. Akhir buku Night Star mengindikasi adanya misteri tentang kaitan antara Ever dan sisi gelap di Summerland yang membuat saya cukup penasaran. I will read the final book. I need to find out more about Summerland’s mystery and how Damen’s curse will be concluded.
No comments :
Post a Comment