Author : Yoana Dianika
Publisher : Bentang Pustaka
Komposisi: Cinta, Cemburu, Luka, Maaf, CokelatCara Penyajian: Tuangkan cemburu, luka, maaf, dan cokelat ke dalam cangkir. Tambahkan 180cc air cinta, aduk dan sajikan.Rinai hujan malam itu tak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.Lonceng angin di atas kafe berdenting nyaring.Aku mengamati hangatnya cokelat layaknya sebuah cermin.Kepada siapa sebaiknya kukirimkan cinta dari hati ini.Saat Fedde Velten Cafe mempertemukan kami kembali.Secangkir cokelat mengingatkanku pada kisah lama itu lagi.Seharusnya, sosok Orvala seperti aku tak boleh bergeming.Lalu mengingat-ingat lagi, untuk apa saat itu aku datang ke sini.
The Chocolate Chance merupakan salah satu buku yang termasuk ke dalam seri Love Flavour. The Chocolate Chance bercerita tentang Orvala Theobroma, si gadis pecinta coklat. Semasa SMA, Orvala dekat dengan Juno, kakak kelasnya yang terkenal sebagai pemberontak. Karena Orvala, Juno mulai meninggalkan cap pemberontak yang ada di dirinya. Namun, selepas SMA Juno tiba-tiba meninggalkan Orvala untuk menempuh studi di Jerman. Beberapa tahun kemudian, Orvala bekerja di sebuah kafe khusus coklat bernama Fedde Velten. Orvala bekerja bersama dengan Aruna, kekasihnya. Fedde Velten Café merupakan perwujudan mimpi Aruna (dan Orvala secara tidak langsung). Semua berjalan baik-baik saja hingga Juno kembali dari Jerman. Dari sini kehidupan di Fedde Velten Café pun berubah.
Saya agak kurang sreg sama nama-nama tokoh di buku ini kecuali Juno. Orvala Theobroma nama yang cukup aneh untuk orang Indonesia. Saya kira pertamanya Orvala ini ada keturunan bule atau gimana ternyata enggak. Aruna juga, saya punya teman dekat yang namanya Varuna. Mirip-mirip. Masalahnya, Varuna ini perempuan. Jadinya tiap ada Aruna muncul saya malah ngebayangin teman saya.
Tokoh favorit saya di buku ini jelas Juno. Ha ha ha. Makasih buat penulis sudah menciptakan Juno. Ini kali pertama saya sampai fangirling over an Indonesian contemporary novel's character. Biasanya sih ya, kalau ada cinta segitiga gini saya langsung njagoin satu cowok/cewek. Eh di buku ini saya sempet bingung milih, Juno aja! Atau Aruna aja! Walaupun akhirnya saya kepincut Juno.
Awalnya sempet skeptis sama buku ini, gara-gara pengalaman baca buku contemporary romance Indonesia sebelumnya nggak meninggalkan kesan bagus. Overall saya cukup menikmati baca buku ini. Bahasanya agak sedikit kaku sih bagi saya. Mana ini kan novel romance, jadi jelas bakal ada (atau malah banyak) pernyataan cinta di sini. Nah, saya kurang nyaman baca kata-kata cinta yang bahasanya kaku. Nggak apa-apa, ini preferensi saya. Bisa jadi orang lain oke-oke aja baca kata-kata begini.
Untuk ending, nggak semua tokoh berakhir bahagia (iyalah) tapi ya apa boleh buat. Menurut saya endingnya sedikit mbablas *nah apalagi ini*. Saya lebih suka baca ending buku romance yang dibiarkan nggantung tapi terarah. Jadi pembaca dibiarkan berspekulasi tentang endingnya sendiri. Saya sebenarnya mau kasih buku ini 3.5 out of five, tapi yang 0.5 khusus buat Juno jadi tinggal 3 deh :p
No comments :
Post a Comment