[Review] Gantung - Nadia Khan

Title of Book: Gantung
Author: Nadia Khan
Publisher: Penerbit Haru
Publication Year: 2016
Language: Bahasa Indonesia
Translator: Juwita Purnamasari, Selsa Chintya
Format: paperback
Pages: 320




Gibbs, Ray, KJ dan Troll adalah empat sahabat di sebuah SMA elite di Malaysia.
Mereka memiliki satu kode etik; tidak ada yang boleh memiliki pacar tetap, karena itu akan menghancurkan persahabatan mereka. Kalau mau bersenang-senang, silakan. Namun gadis itu harus mereka bagi berempat. 
Saat salah satunya melanggar, risiko tindakannya itu sangat fatal, bahkan mematikan....



Gantung adalah buku bergenre horror/thriller/misteri karya seorang penulis asal Malaysia. Karena genre buku ini adalah misteri dan plot-based, saya sarankan untuk tidak mencari tahu plot buku ini. Cukup membaca kover belakang buku saja agar tidak menghilangkan enjoyment dari reading experiencenya nanti. Setelah membaca kover belakang buku, bisa dibaca juga secara implisit maupun eksplisit bahwa buku ini untuk dewasa. Implisit dari premis buku, sedangkan eksplisit karena penerbit Haru sudah literally mencantumkan label novel dewasa.
Kesan pertama saya membaca buku ini adalah bingung. Bingung karena banyak sekali tokoh dan mereka kelihatannya tidak saling berkaitan. Timeline buku ini pun cukup disorienting. Pembaca harus cukup jeli untuk menyadari bahwa buku ini sebenarnya memiliki dua timeline yang nantinya melebur menjadi satu. Belum lagi karena buku ini adalah terjemahan dari Malaysia dan saya tidak terbiasa dengan gaya bahasa penulis Malaysia.
Selain bingung, saya terkejut ketika membaca buku ini. Menurut saya budaya remaja yang digambarkan di buku ini bebas sekali. Terutama karena buku ini adalah karya penulis Malaysia, I didn’t expect these teenagers to have this kind of lifestyle. Malah kalau boleh jujur, sedikit syok sebenarnya. Di mata saya, Malaysia adalah negara yang budaya Islaminya cukup kental jadi bayangkan saja terkejutnya saya ketika tokoh-tokoh di buku ini dengan mudahnya melakukan seks bebas dan bagaimana kaum LGBT+ dianggap wajar oleh mereka. Apalagi tokoh-tokoh buku ini adalah murid SMA.
As for the characters, saya nggak tahu harus berkomentar apa selain jangan tiru kelakuan mereka. Serius, satu geng, empat orang nggak ada yang benar kelakuannya. I don’t know what else to tell you, really. Walaupun mereka memiliki karakteristik yang berbeda, Each of them is one-dimensional. No-depth at all, dan ini bukan karena mereka shallow dalam artian cuma memikirkan perempuan. Tapi kembali lagi sih, mungkin agak susah mengembangkan karakter mereka mengingat nasib mereka selanjutnya di buku.
Meski memiliki tokoh yang unlikeable, buku ini membuat saya tertarik untuk terus membaca karena plot cerita. Plot yang misterius menarik saya untuk terus mencari tahu akhir dari buku ini. All in all, if you’re an adult looking for a horror story that will hook you until the end, you might want to try this book.


No comments :

Post a Comment