[Review] Girls in The Dark - Akiyoshi Rikako

Title of Book: Girls in The Dark
Author: Akiyoshi Rikako
Publisher: Penerbit Haru
Publication Year: 2014
Language: Bahasa Indonesia
Translator: Andry Setiawan
Format: Paperback
Pages: 284


Apa yang ingin disampaikan oleh gadis itu...?
Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada setangkai bunga lily.
Pembunuhan? Bunuh diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Seminggu sesudahnya, Klub Sastra mengadakan pertemuan. Mereka ingin mengenang mantan ketua mereka dengan sebuah cerita pendek. Namun ternyata, cerita pendek yang mereka buat adalah analisis masing-masing tentang siapa pembunuh yang sebenarnya. Keenam gadis itu bergantian membaca analisis mereka, tapi....
Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?



Pertama saya dengar judul buku ini, saya kira buku ini adalah novel horror. Judulnya kedengaran ngeri, apalagi gambar covernya cewek Jepang berambut lurus panjang hitam khas-khas Sadako ‘The Ring’. Ternyata Girls in The Dark punya arti lain. 
Buku ini bercerita tentang klub sastra di sebuah sekolah katolik khusus putri. Selain diskusi buku, klub ini juga memiliki agenda rutin bernama yami-nabe. Pada kegiatan ini, tiap anggota diwajibkan membawa bahan (tidak harus makanan, asal higienis) untuk dimasukkan ke dalam kuali besar dan dimasak dalam gelap. Tiap anggota kemudian membacakan naskah cerita yang ditulis. Sedangkan anggota lain menikmati yami-nabe sembari mendengarkan. Karena kegiatan ini dilakukan dalam gelap (hence the title, girls in the dark), anggota klub (kecuali yang bertanggungjawab sebagai pencampur) tidak mengetahui bahan-bahan yang dimasukkan. Seminggu sebelum acara yami-nabe, ketua klub (Itsumi) ditemukan meninggal karena jatuh dari gedung sekolah. Oleh karena itu pada yami-nabe ini, wakil ketua (Sayuri) meminta anggota untuk menulis cerita dengan tema kematian Itsumi. Seiring dengan pembacaan naskah, misteri dibalik kematian Itsumi pun terungkap (or did she really die?).
Klub sastra yang diketuai oleh Itsumi memiliki tujuh anggota. Selain Itsumi, ada Sumikawa Sayuri sebagai wakil ketua, Nitani Mirei, Kominame Akane, Diana Detcheva, Koga Sonoko, dan Takaoka Shiyo. Masing-masing memiliki karakteristik berbeda yang dicerminkan pada naskah cerita yang mereka tulis. Tiap naskah ditulis menggunakan sudut pandang pertama dari tiap anggota klub. Hanya Sayuri yang tidak menulis naskah tetapi bertindak sebagai semacam moderator pada acara yami-nabe tersebut. Namun pembaca tetap dapat menangkap karakteristik Sayuri berdasarkan komentar-komentarnya di sela pembacaan cerita dan peranan tidak langsung dalam tiap naskah cerita.
Setelah pembacaan beberapa naskah, terlihat adanya pertentangan antar cerita. Bisa jadi beberapa karakter berbohong atau bahkan semuanya berbohong. Tidak ada yang bisa dipercaya. Twist yang muncul di akhir cukup mengejutkan, walau sebenarnya saya dapat menduga arah cerita sebelumnya. Asal teliti dan waspada, misteri di buku ini bisa ditebak dengan cukup mudah. Apalagi kalau sudah terbiasa baca komik/ novel Jepang atau nonton dorama/ film misteri Jepang. Bakal lebih familiar sama tipe-tipe karakter dan misteri di buku ini. Belum lagi tokoh yang kelihatannya nggak penting, sebenarnya memegang peranan kunci di buku ini.
Saya nggak bisa cerita banyak lagi tentang buku ini. Karena memang lebih seru kalau dibaca sendiri. Padahal sebenarnya banyak banget yang pingin saya bahas. Overall Girls in The Dark oke. Buku ini bisa memenuhi ekspektasi saya akan buku misteri yang gelap dan twisted. Mungkin Girls in The Dark bisa disebut sebagai Gone Girl versi YA. Bagi yang senang dengan Gone Girl atau buku semacamnya, Girls in The Dark ini layak untuk dicoba.  



No comments :

Post a Comment