[Review] Pembunuhan di Teluk Pixy - Agatha Christie

Title: Evil Under the Sun/ Pembunuhan di Teluk Pixy
Author: Agatha Christie
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Publication Year: 2007
Language: Bahasa Indonesia
Translator: Joyce K. Isa
Format: Paperback
Pages: 288



Arlena Marshall yang bertubuh menggiurkan, berwajah cantik, dan berambut tebal merah menyala tampak sangat mencolok di antara para penghuni Hotel Jolly Roger di Pulau Penyelundup… Beberapa hari kemudian ia ditemukan tewas tercekik di salah satu pantai pulau itu. Siapakah yang telah membunuh Arlena si perayu? Apakah suaminya yang angkuh dan pendiam, yang mengetahui bahwa istrinya telah berzinah? Ataukah anak tirinya yang aneh, yang membuat boneka lilin berwajah Arlena dan menancapinya dengan peniti? Ataukah si orang yang fanatik dengan agamanya, yang merasa batinnya tersiksa karena kecantikan Arlena? Atau si pemuda tampan, yang mencintainya dengan begitu terang-terangan? Atau, barangkali, salah satu wanita yang mempunyai - atau mengira mempunyai - alasan untuk menghendaki kematian Arlena? Hercule Poirot, yang sedang berlibur di tempat tragedi ini terjadi, bersedia mengorbankan liburnya untuk mencoba mengungkap kasus yang membingungkan ini.



Pembunuhan di Teluk Pixy menceritakan tentang liburan Poirot yang berubah menjadi investigasi pembunuhan. Detektif juga manusia yang butuh liburan. Oleh karena itu Poirot berniat untuk berlibur di sebuah hotel terpencil bernama Jolly Roger. Di hotel tersebut Poirot bertemu dengan pengunjung lain yang juga sedang berlibur, antara lain pasangan suami istri Gardener, suami istri Redfern, Emily Brewster, desainer ternama Rosamund Darnley, pendeta Stephen Lane, Mayor Barry, Horace Blatt, dan keluarga Marshall yang terdiri dari Kapten Kenneth Marshall, Arlena Marshall, dan Linda Marshall.
Buku ini berpusat pada Arlena Marshall, istri Kapten Kenneth Marshall. Arlena adalah seorang aktris yang cantik dan digilai para pria. Arlena sendiri merupakan perayu. Patrick Redfern yang sudah beristri pun menjadi sasarannya. Hubungan gelap antara Arlena dan Patrick menjadi bahan perbincangan di antara tamu hotel. Hingga suatu hari Arlena ditemukan mati tercekik. Liburan Poirot pun berubah menjadi investigasi pembunuhan Arlena.
Seperti biasa, metode Poirot dalam investigasi adalah dengan melihat seperti apa korban semasa hidup. Kebanyakan tamu yang ditanya Poirot mengaitkan Arlena dengan kejahatan, wanita penggoda. Saya sendiri sudah tidak simpatik dengan korban. Jujur, saya sebenarnya tidak peduli dengan siapa yang membunuh Arlena. Saya malah lebih kasihan sama suami dan anak tiri Arlena. Kapten Kenneth yang pendiam percaya saja dengan Arlena. Sedangkan Linda yang ketika ditanya Poirot mengatakan bahwa memiliki hubungan baik dengan Arlena, sebenarnya sangat membenci Arlena. Arlena seperti memberikan pengaruh buruk terhadap Linda. 
Sejak pertama, saya memang sudah tidak berniat ikut mikir untuk memecahkan kasus ini bersama Poirot. Ternyata, kunci pemecahan kasus juga kebanyakan muncul menjelang akhir buku. Walaupun sebenarnya lebih bisa dibilang sebagai penguat dugaan, tapi tanpa fakta-fakta yang muncul mendekati akhir cerita kecil kemungkinan kasus bisa selesai secara utuh.
Pembunuhan di Teluk Pixy masuk ke dalam daftar my least favorite Agatha Christie’s books. Kasus pembunuhan dan pemecahannya tidak ada yang spesial. Saya tidak peduli dengan tokoh-tokoh di buku ini. I thought I'd give this book a two out of five, but I end up giving three out of five anyway. One star solely for the sake of Christie-wrote-this.


No comments :

Post a Comment