[Review] Kitchen - Banana Yoshimoto

Title of Book : Kitchen
Author : Banana Yoshimoto
Publisher : Kepustakaan Populer Gramedia

"Aku tak bisa tidur di tempat lain selain dapur."
Mikage Sakurai sebatang kara sejak neneknya meninggal. dapur menjadi satu-satunya tempat dimana ia dikelilingi panci bekas pakai dan sisa ceceran sayur, serta ditemani sepetak langit malam berbintang di jendela.
namun dapur keluarga Tanabe yang membuatnya jatuh cinta. Di sana selama satu musim panas ia bergulat dengan acar, udon, soba, dan tempura. Di sana pula ia temukan apa yang tak pernah dimilikinya: keluarga, bersama Yuichi Tanabe yang dingin dan Eriko Tanabe yang mempesona--perempuan transeksual yang sejatinya ayah kandung Yuichi.
Ketika Eriko meninggal, Mikage dan Yuichi menjauh dan saling terasing dalam kesedihan. Apa yang harus mereka lakukan untuk bangkit dari dukacita dan menyadari ada cinta di antara mereka?



Kitchen berisi dua novella dengan judul kitchen dan moonlight shadow. Novella pertama yaitu Kitchen berkisah tentang Mikage Sakurai, seorang gadis yatim piatu yang kemudian menjadi sebatang kara karena  neneknya baru saja meninggal. Ketika acara pemakaman neneknya, Mikage bertemu dengan Yuichi. Yuichi adalah seorang pemuda yang bekerja di toko bunga yang sering didatangi oleh nenek Mikage. Yuichi kemudian menawarkan Mikage untuk tinggal bersama ia dan ibunya, Eriko. Selama tinggal dengan keluarga Yuichi, Mikage perlahan menemukan keabnormalan keluarga Yuichi, termasuk fakta bahwa ibu Yuichi sebenarnya adalah transgender. 
Sedangkan Moonlight Shadow bercerita tentang Satsuki, seorang gadis berusia 20 tahun yang ditinggal pergi Hitoshi, kekasihnya. Hitoshi meninggal karena sebuah kecelakaan. Satsuki yang sudah bersama Hitoshi selama empat tahun mengalami kesulitan menghadapi kematian Hitoshi. Satsuki masih sering dihantui kenangan akan Hitoshi. Suatu hari ketika sedang beristirahat di sebuah jembatan setelah lari pagi, Satsuki bertemu dengan wanita aneh bernama Urara. Urara mengajak Satsuki untuk bertemu lagi di jembatan yang sama pada hari dan waktu yang ditentukan. Urara memberitahu Satsuki bahwa sesuatu yang langka akan terjadi. Satsuki yang penasaran mengiyakan ajakan Urara. Lalu hal yang tak terduga pun terjadi. 
Tema utama yang diangkat buku ini adalah cinta dan kematian. Novella pertama menunjukkan bagaimana di saat kita kehilangan akan sesuatu yang kita cintai kita juga bisa mendapatkan cinta yang baru. Moonlight Shadow menunjukkan bahwa dunia tetap akan berjalan meski seseorang telah mati.
Walaupun saya sama-sama suka dengan kedua novella yang ada di buku ini. Favorit saya adalah Moonlight Shadow. Yoshimoto sensei berhasil menciptakan tone yang sesuai dengan tema novella ini. Membaca Moonlight Shadow, terutama ketika adegan ‘ajaib di jembatan’, saya terharu sampai *hampir* menitikkan air mata (iya, hampir, soalnya bacanya di perpustakaan umum). Yes, I’m a sucker for love stories. Especially a good one. In conclusion, saya nggak kecewa sama buku ini. 
I always have a thing for Japanese writers, so I’m glad that I came across this book at the library. Hal-hal yang biasanya saya harapkan ada pada karya penulis Jepang, ada di buku ini. Pemilihan kata yang indah dan kesan misterius saya dapatkan dari buku ini. Kitchen membuat saya ingin membaca buku-buku lain karya Banana Yoshimoto sensei. All in all, I really recommend this book.

Perpisahan maupun kematian sama-sama menyakitkan. Namun berpikir bahwa cinta seperti itu adalah cinta terakhir sungguh membuang-buang waktu seorang perempuan.


No comments :

Post a Comment