Author: M. Aan Mansyur
Publisher: PT Gramedia
Pustaka Utama
Nak, dua hal aku benci dalam hidup: September dan pohon mangga. September tidak pernah mau beranjak dari rumah. Betah. Ia sibuk meletakkan neraka di seluruh penjuru. Di ruang tamu. Di ranjang. Di meja makan. Bahkan di dada.Batang pohon mangga tetap selutut persis prasasti batu. Ia berdiri mengekalkan dosa-dosa—dan dosa adalah pemimpin yang baik bagi penyesalan-penyesalan.Kukila adalah perempuan itu, yang membenci September dan pohon mangga. Hidupnya didera rasa bersalah yang besar, kepada mantan suaminya, mantan kekasihnya, dan anak-anaknya. Kepada suratlah dia berbicara dan kepada pohon-pohonlah dia menyembunyikan masa lalu, karena rahasia, konon, akan hidup aman dalam batang-batang pohon.
Saya mengenal tulisan beliau
melalui akun twitter @hurufkecil. Ketentuan 140 karakter tidak membatasi beliau
untuk menciptakan untaian kalimat yang indah dan menarik untuk diikuti. Oleh
karena itu, ketika saya tahu bahwa beliau menulis kumpulan cerpen, saya harus
membaca buku ini. Buku ini terdiri dari 16 cerpen dan dibuka oleh cerpen yang
berjudul sama dengan judul buku, yaitu Kukila (Rahasia Pohon Rahasia).
Memang beda rasanya membaca
tulisan penyair dan pencerita. Karena pada dasarnya beliau adalah seorang
penyair, maka pemilihan kata pada buku ini indah dan menarik. Walaupun terkadang
agak vulgar, beliau berani mengangkat tema yang sedikit tabu dalam
cerpen-cerpennya, seperti perselingkuhan, menyukai sesama jenis,dan lain-lain.
Beberapa cerita dalam buku ini
terkesan memaknai satu sama lain dan beberapa cenderung memberi kesan bahwa
cerita tersebut adalah pengalaman pribadi sang penulis #eh. Entah itu benar
pengalaman pribadi atau tidak, penyampaian cerita dilakukan dengan tidak biasa,
contohnya ada yang menggunakan kutipan tweet.
Di antara cerpen yang ada,
favorit saya adalah “Kukila (Rahasia Pohon Rahasia)”, “Membunuh Mini”, “Celana
Dalam Rahasia Terbuat dari Besi”, dan “Hujan. Deras Sekali”. “Kukila (Rahasia
Pohon Rahasia)” menurut saya memiliki alur yang cukup kompleks untuk sebuah
cerita pendek. Cerpen Kukila dibuka dengan surat-surat yang dikirim Kukila
kepada anak-anaknya. Dari situ cerita mulai mengalir. Seringkali cerita yang
memiliki tema misteri dapat memberi kejutan di akhir cerita. Namun, cerpen
Kukila, meski tema yang disajikan bukanlah misteri, tetapi tetap dapat
memberikan kesan kejutan bagi saya. Kemudian ada “Membunuh Mini” yang memiliki
tema misteri. Cerpen “Celana Dalam Rahasia Terbuat dari Besi” menurut saya
paling menarik karena mengangkat tema perselingkuhan. Tokoh utama yaitu seorang
istri yang setiap pagi memakai celana dalam yang terbuat dari besi dan yang
memegang kuncinya adalah suaminya. Hal tersebut dilakukan setiap hari karena si
suami tidak ingin istrinya selingkuh, padahal si suami sendiri berselingkuh
ketika istrinya tidak ada. Cerpen favorit saya yang terakhir adalah “Hujan.
Deras Sekali” yang juga mengangkat tema perselingkuhan. Cerpen ini menarik
karena tokoh-tokoh yang ada secara tidak langsung berkaitan satu sama lain.
Selain itu, kejadian antara satu tokoh dengan yang lain secara tidak mereka
sadari memberi efek bagi tokoh lainnya, hingga akhirnya terbentuk rantai.
Memang, tema dari cerpen-cerpen
favorit saya sedikit tabu. Tetapi justru itu yang menjadi daya tarik bagi saya.
Saya yang sebenarnya terbiasa membaca cerita dengan tema tabu dari novel-novel
luar negeri jadi agak terkejut dengan cerita yang disajikan di buku kumpulan
cerpen ini. Jujur, saya tidak membayangkan adanya bahasan tabu dalam sastra
Indonesia. But in the end, it turns out
okay to me. Buku ini langsung menjadi salah satu buku favorit saya.
No comments :
Post a Comment