Author: Yunus Kuntawi Aji & Kinsia Eyusa Merry
Publisher: PT Wahyu Media
―HEADLINE―Radityo, wartawan tercepat dalam melaporkan kasus pembunuhan. Rekor tercepatnya adalah sepuluh detik. Tepat setelah sang pembunuh melibas leher korban, ia berada di sana. Saat itu, ia melihat pembunuhnya lari sambil membawa harta benda korban.Motif standar pembunuhan adalan masalah ekonomi. Tugasnya sebagai wartawan adalah meliput kasus pembunuhan. Ia justru berharap korban segera mati meskipun meronta-ronta meminta diselamatkan olehnya.―JENUH―"Oh tidak, tidak. Manda, kayaknya kita mulai garing deh pake bahasa kayak gini, hahaha. Ehem, oke.Keinginan saya adalah sekiranya Anda tidak keberatan, apakah Anda bersedia bangun pagi melihat saya lagi? Makan pagi bersama saya lagi. Pulang kantor yang nongol muka saya lagi. Shalat berjamaah imamnya saya lagi. Menerima kado ulang tahun dari saya lagi. Mengurus anak bersama saya lagi. Memasak bersama chef andal, yaitu saya lagi. Sampai tua, duduk di kursi goyang, ditemani saya lagi. Saya lagi dan saya lagi.
Membaca
Taste Buds berasa diajak naik roller coaster. Naik turun naik turun ngikutin
alur cerpen-cerpen yang ada. Taste Buds terdiri dari 26 cerpen yang ditulis
oleh Yunus Kuntawi Aji dan Kinsia Eyusa Merry. Masing-masing penulis memiliki
gayanya sendiri dalam membawakan cerita, dan cerpen-cerpen tersebut disusun
secara berselang seling antara karya Yunus dan Kinsi. Tulisan Yunus yang sarat
akan kritik moral dan sering kali bertemakan misteri diikuti oleh tulisan Kinsi
yang ringan dan manis. Itu adalah salah satu faktor yang membuat saya sebagai
pembaca merasa naik turun bagaikan mengendarai roller coaster.
Diantara
26 cerpen, favorit saya antara lain Headline,Pesan Singkat,One Letter of
Dull,Jaga Menjaga, Apa Namanya, dan Toko Hati Kalbu. Headline, seperti
yang ditulis pada cover belakang buku, menceritakan tentang wartawan yang
memiliki spesialisasi dalam berita pembunuhan. Headline yang bertemakan
misteri memiliki akhir cerita yang cukup mengejutkan pembaca. Lain halnya
dengan Headline, Pesan Singkat bercerita mengenai seorang pria yang
mencintai sahabatnya, namun si wanita akhirnya bertunangan dengan pria lain.
Entah karena terbawa suasana kota yang sering mendung, atau after effect
membaca The wedding karya Nicholas Sparks, saya jadi agak merinding sewaktu
membaca Pesan Singkat. Sedih, apalagi di akhir cerpen dicantumkan petikan puisi
Sapardi Djoko Damono.
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
Dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
Awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
One
Letter of Dull bercerita tentang siswi baru yang mendapat tugas menulis surat
cinta untuk senior. Selayaknya junior yang selalu serba salah bila
berkomunikasi dengan senior, surat-surat si tokoh utama menarik untuk di baca.
Surat-surat, karena tokoh utama bolak-balik menulis surat yang menurutnya
terlalu garing, terlalu norak, atau terlalu nyolot. Saya suka dengan surat yang
terakhir ditulis oleh tokoh utama, menurut saya sweet :’)
Jaga
Menjaga adalah cerpen terfavorit saya. Menurut saya cerpen ini sweet bangeeet.
Seperti di film-film *lol* Dua sahabat, satu laki-laki, satu perempuan. They
grew up together. Saling menjaga satu sama lain hingga akhirnya muncul cinta
diantara mereka *cailaaah*. Apa Namanya menjadi salah satu cerpen favorit
saya karena saya merasa sedikit tersindir. Cerpen ini menggambarkan perasaan
orang-orang yang tidak dapat mengutarakan perasaannya secara jelas. Setipe
dengan Apa Namanya, cerpen Toko Hati Kalbu menganalogikan hati sebagai toko.
Di cerpen ini digambarkan si pemilik “toko” yang mula-mula membiarkan sembarang
orang masuk sehingga “toko”nya diacak-acak oleh pengunjung. Kemudian pemilik
menetapkan beberapa peraturan bagi pengunjung “toko” agar “toko” si pemilik
tidak diacak-acak lagi.
No comments :
Post a Comment