[Review] The Mint Heart - Ayuwidya

Title of Book : The Mint Heart
Author : Ayuwidya
Publisher : Bentang Pustaka

Komposisi: Cinta, Dingin, Kesegaran, Kebekuan, dan Mint
Cara Penyajian: Tuangkan dingin, kesegaran, kebekuan, dan mint ke dalam cangkir. Tambahkan 180cc air cinta, aduk dan sajikan.
Mencintaimu seperti menikmati seporsi mint ice cream.
Kebekuan hatimu, dingin menyentuhku.
Tak cukup satu sendok untuk merasamu.
Butir pahit yang melebur di dalamnya justru membuatku menyendok lagi, dan lagi ….
Perjalanan “Wherever You Want” itu pasti akan menyenangkan.
Asalkan bersamamu memang semua akan jadi menggairahkan.
Tapi ketika sosok lain membuatku seorang Luna diliputi kesalahpahaman.
Mungkin akulah yang seharusnya pergi dan melupakan.



The Mint Heart adalah salah satu buku yang termasuk ke dalam seri Love Flavour. The Mint Heart bercerita tentang Lula dan Leon, reporter dan fotografer dari sebuah majalah travel. Mereka diutus untuk meliput tempat-tempat wisata di berbagai kota Indonesia sebagai bahan rubrik ‘Wherever You Want’ pada edisi spesial majalah tersebut. Lula dan Leon adalah pribadi yang sangat bertolak belakang. Lula adalah gadis yang ceroboh dan suka ceplas ceplos. Sedangkan Leon adalah pria dingin, seperti mint ice cream favorit Lula. Ketika mereka dipasangkan dalam program ‘Wherever You Want’ jelas banyak kehebohan yang mewarnai perjalanan mereka. Bahkan karena perjalanan tersebut, hubungan Lula-Leon yang semula hanya sebatas penggemar rahasia dan idola jadi lebih rumit.
Saya merasa, Lula-Leon di The Mint Heart mirip-mirip dengan Shizuru-Makoto di Heavenly Forest. Heavenly Forest (atau Tada, Kimi o Aishiteru) adalah film drama Jepang yang diangkat dari novel Jepang berjudul Renai Shashin: Mō Hitotsu no Monogatari (Collage of Our Life - Another Story). Lula mengingatkan saya akan Shizuru yang rame dan kekanak-kanakkan. Di Heavenly Forest juga diceritakan bahwa Shizuru kagum dengan Makoto dan nggak pernah sungkan untuk menunjukkan kekagumannya, seperti Lula ke Leon. Si Lula ini menghibur sih, dia sering banget mengundang tawa walaupun kadang tingkahnya nyebelin. Sedangkan Leon, dia suka sebodo amat sama lingkungan sekitar. Dia jadi keliatan cool gitu. Tapi gara-gara Lula, Leon yang biasanya dingin (seperti mint ice cream *ceilaah*) bisa berubah 180 derajat.
Nggak ada antagonis di sini. Obstacle mungkin lebih tepatnya. Obstacle-nya pun, bukan mantan pacar yang masih suka ngejar-ngejar obsessively atau gebetan sok posesif padahal jadi aja belum *namanya juga gebetan*. Malah, seringnya yang bikin hubungan Lula-Leon rumit ya mereka sendiri. Sama-sama gengsi yang berujung salah paham. All in all, saya kasih buku ini three out of five. Recommended buat yang cari bacaan ringan.



7 comments :

  1. Tik buku yg ini bhs indonesia apa bhs inggris?

    ReplyDelete
  2. waktu baca sinopsisnya pngn beli, tp pas baca review ga memenuhi ekspetasi jadi urung deh. hehe :v

    ReplyDelete
  3. eh tapi bisa jadi ekspektasiku yg terlalu tinggi lho. haha. Sebelum ini pernah baca novel misteri penulis jepang Natsuo Kirino sama koji suzuki, bagus banget. Jadi aku ngiranya ini bakal paling nggak sama bagusnya

    ReplyDelete
  4. tau deh, pokoknya ga jadi beli gara2 kamu tik :v

    ReplyDelete
  5. -___- plis deh doo. Syarat yudisium tuh beresin dulu :))

    ReplyDelete
  6. lho haha, wih sombong banget, ckck ...

    ReplyDelete