Author: Mitch Albom
Publisher: PT Gramedia
Pustaka Utama
Eddie bekerja di taman hiburan hampir sepanjang hidupnya, memperbaiki dan merawat berbagai wahana. Tahun-tahun berlalu, dan Eddie merasa terperangkap dalam pekerjaan yang dirasanya tak berarti. Hari-harinya hanya berupa rutinitas kerja, kesepian, dan penyesalan.Pada ulang tahunnya yang ke-83, Eddie tewas dalam kecelakaan tragis ketika mencoba menyelamatkan seorang gadis kecil dari wahana yang rusak. Saat menghembuskan napas terakhir, terasa olehnya sepasang tangan kecil menggenggam tangganya. Ketika terjaga, dia mendapati dirinya di alam baka. Dan ternyata Surga bukanlah Taman Eden yang indah, melainkan tempat kehidupan manusia di dunia dijelaskan lima orang yang telah menunggu. Lima orang yang mungkin orang-orang yang kita kasihi, atau bahkan orang-orang yang tidak kita kenal, namun telah mengubah jalan hidup kita selamanya, tanpa kita sadari.
Saya pribadi baru ini membaca
karya Mitch Albom. Ternyata beliau termasuk penulis best-selling. Dari judul, hmm,
menurut saya menarik. Five People You
Meet in Heaven, sounds melancholy enough to me. Selain itu, buku ini has so much to offer. So many lessons to be learned, even though
some of them might sound a bit cliché.
Meet Eddy, kepala bagian maintenance taman hiburan Ruby Pier. Eddy selalu merasa bahwa
hidupnya sia-sia dan tidak berguna, bahkan ia membenci Ruby Pier. Akan tetapi, pandangannya terhadap Ruby Pier dan hidup akan berubah setelah kematiannya. Terlepas dari
berbagai macam konsep surga dari berbagai agama, di sini Albom menggambarkan
bahwa di surga kita akan menemui lima orang yang baik secara langsung maupun
tidak langsung berhubungan dengan hidup kita. Lima orang inilah yang akan
menjelaskan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan dalam hidup kita.
Cerita diawali dengan akhir dari
hidup Eddy. Plot yang ditawarkan disini bergerak maju mundur. Maju karena kita
mengikuti perjalanan Eddy di surga, dan mundur karena ada saat dimana kelima
orang yang ditemui Eddy memutar kembali kenangan Eddy tentang masa lalunya
untuk memberi pelajaran mengenai kehidupan. Masing-masing orang memberi satu
pelajaran kepada Eddy.
Saya mulai benar-benar tertarik dengan buku ini setelah Eddy
mendapat pelajaran ketiga, yaitu pelajaran untuk memberi maaf. Di sini Eddy
belajar untuk memaafkan ayahnya yang tidak berbicara dengannya sejak kembalinya
Eddy dari perang.
“Holding anger is a poison. It eats you from the inside. We think that hating is a weapon that attacks the person who harmed us. But hatred is a curved blade. And the harm we do, we do to ourselves. Forgive, Edward. Forgive...no one is born with anger. And when we die, the soul is freed of it. But now, here, in order to move on, you must understand why you felt what you did, and why you no longer need to feel it. You need to forgive your father.”
Pelajaran-pelajaran
selanjutnya juga tidak kalah menarik, yaitu tentang cinta dan tentang bagaimana
kehidupan kita berguna bagi orang lain walaupun kita sendiri tidak menyadarinya,
bagaimana kita memaafkan diri kita sendiri. Akan tetapi, jujur saya sedikit
ngeri membaca bagaimana Eddy mendapatkan pelajaran kelima. Walaupun mengerikan,
tetap saja every cloud has a silver
lining, bahkan menurut saya pelajaran kelima adalah pelajaran terpenting
dari perjalanan Eddy di surga.
No comments :
Post a Comment