[Review] Partikel - Dee

Title of Book:  Partikel (Supernova #4)
Author:  Dee
Publisher:  PT Bentang Pustaka

Di pinggir Kota Bogor, dekat sebuah kampung bernama Batu Luhur, seorang anak bernama Zarah, dan adiknya, Hara, dibesarkan secara tidak konvensional oleh ayahnya, dosen sekaligus ahli mikologi bernama Firas. Cara Firas mendidik anak-anaknya mengundang pertentangan dari keluarganya sendiri.
Di balik itu semua, masih tersimpan berlapis misteri, di antaranya hubungan khusus Firas dan sebuah tempat angker yang ditakuti warga kampung. Tragedi demi tragedi yang menimpa keluarganya akhirnya membawa Zarah ke sebuah pelarian sekaligus pencarian panjang.
Di konservasi orang utanTanjung Puting, Zarah menemukan keluarga baru dan kedekatannya kembali dengan alam. Namun, bakat fotografinya membawa Zarah lebih jauh dari yang ia duga. Di London, tempat Zarah akhirnya bermarkas, ia menemukan segalanya. Cinta, persahabatan, pengkhianatan. Termasuk petunjuk penting yang membawa titik terang bagi pencariannya.
Sementara itu, di Kota Bandung, Elektra dan Bodhi akhirnya bertemu. Secara bersamaan, keduanya mulai mengingat siapa diri mereka sesungguhnya.


                Saya adalah penggemar tulisan-tulisan Dee. Tetapi, berhubung saya baru mulai membaca serial Supernova tahun 2011, jadi saya tidak merasakan penantian panjang lanjutan seri Supernova. This time, we’ll meet Zarah Amalia. The main protagonist of this sequel. Seperti buku Akar dan Petir, kebanyakan isi buku membahas perjalanan hidup sang tokoh utama sequel. Sepanjang saya membaca seri Supernova, saya masih belum melihat kaitan yang jelas antara buku yang satu dengan yang lainnya. Jadi ya, saya nikmati saja alur yang disuguhkan mbak Dee. Menurut saya, Supernova seperti satu buku besar dimana Akar, Petir, dan Partikel adalah bab-bab permulaan dimana tokoh-tokoh diperkenalkan. Namun, setelah saya membaca Partikel, mulai terlihat plot besar Supernova. Walaupun cuma nebak-nebak juga sih.
                Perjalanan hidup Zarah, terbagi menjadi beberapa bagian (in my opinion). Zarah’s childhood, Zarah’s adventure in Kalimantan, Zarah’s romance in London, and Zarah’s spiritual journey. Kisah masa kecil Zarah didominasi oleh kekaguman Zarah terhadap Ayahnya dan cara Beliau mendidik anak-anaknya yang tidak konvensional. Pada bagian ini, kita akan melihat bahwa kehidupan si kecil Zarah berpusat pada Ayahnya. Kemudian dunia Zarah jungkir balik nggak karuan setelah Ayahnya pergi. Kita diajak berpetualang ke Kalimantan mengikuti pencarian Zarah terhadap Ayahnya. Dari situ cerita terus bergulir sampai akhirnya Zarah mendapat kesempatan untuk tinggal di London dimana menurut dia, tempat dia bisa menemukan Ayahnya dengan lebih mudah. Sampai di sini, Dee gives us a little break. Cerita menjadi lebih ringan karena pada bagian ini kita akan disuguhi Zarah’s love life. Walaupun terkesan sedikit cheesy, nggak masalah karena setelah ini cerita menjadi lebih berisi. Zarah’s love life diakhiri dengan perselingkuhan sang kekasih dengan sahabat lamanya (sucks, I know). Pencarian Zarah terhadap Ayahnya sempat terhenti pada episode cinta Zarah, ironically, ketika Zarah mulai dapat petunjuk baru mengenai Ayahnya, dia dihadapkan dengan pengkhianatan sang kekasih dan sahabat. Umm, semacam diingatkan untuk kembali ke jalan yang benar kali ya. Petunjuk yang Zarah peroleh menuntunnya menemui salah satu konglomerat asal Indonesia yang tinggal di Inggris. Beliau adalah teman Firas (Ayah Zarah) yang antusias dengan penelitian Firas. Di bagian ini kita akan disuguhi berbagai macam teori New Age, metafisika, enteogen, dan lain-lain.
                Di akhir buku, kita kembali menemui Elektra dan Bodhi yang akhirnya bertemu dan mengenali satu sama lain. Dari situ mulai kelihatan sedikit maunya mbak Dee di Supernova. Dalam pikiran saya, mungkin supernova ini seperti avatar ya, di avatar ada elemen tanah, air, api, dan angin; di supernova ada akar, petir, partikel, dan gelombang. Mungkin.
                Banyak juga yang bilang kualitas supernova menurun. Kalau saya ngelihatnya kok justru mbak Dee sengaja menggunakan gaya bahasa yang berbeda sesuai dengan karakteristik tokoh utama masing-masing sekuel. Bahkan di Supernova pertama pun, gaya bahasa yang digunakan Dhimas-Rheuben dan Ferre-Rana sudah berbeda.
                Supernova is such a good series. Too bad, only the first in the series has the international edition. But sometimes, the beauty of the story is Dee’s choice of words that maybe English won’t give. Overall I give five out of five! Can’t wait for the next book. Hopefully, ngga usah sampe nunggu 8 tahun ya mbak. Please, setaun aja cukup. Saya sudah penasaran banget mau mbak Dee bawa kemana cerita Supernova ini.    


No comments :

Post a Comment