Author: Dee
Publisher: PT Bentang
Pustaka
Di pinggir Kota Bogor, dekat sebuah kampung bernama Batu Luhur, seorang anak bernama Zarah, dan adiknya, Hara, dibesarkan secara tidak konvensional oleh ayahnya, dosen sekaligus ahli mikologi bernama Firas. Cara Firas mendidik anak-anaknya mengundang pertentangan dari keluarganya sendiri.Di balik itu semua, masih tersimpan berlapis misteri, di antaranya hubungan khusus Firas dan sebuah tempat angker yang ditakuti warga kampung. Tragedi demi tragedi yang menimpa keluarganya akhirnya membawa Zarah ke sebuah pelarian sekaligus pencarian panjang.Di konservasi orang utanTanjung Puting, Zarah menemukan keluarga baru dan kedekatannya kembali dengan alam. Namun, bakat fotografinya membawa Zarah lebih jauh dari yang ia duga. Di London, tempat Zarah akhirnya bermarkas, ia menemukan segalanya. Cinta, persahabatan, pengkhianatan. Termasuk petunjuk penting yang membawa titik terang bagi pencariannya.Sementara itu, di Kota Bandung, Elektra dan Bodhi akhirnya bertemu. Secara bersamaan, keduanya mulai mengingat siapa diri mereka sesungguhnya.
Saya adalah penggemar
tulisan-tulisan Dee. Tetapi, berhubung saya baru mulai membaca serial Supernova
tahun 2011, jadi saya tidak merasakan penantian panjang lanjutan seri
Supernova. This time, we’ll meet Zarah
Amalia. The main protagonist of this sequel. Seperti buku Akar dan Petir,
kebanyakan isi buku membahas perjalanan hidup sang tokoh utama sequel.
Sepanjang saya membaca seri Supernova, saya masih belum melihat kaitan yang
jelas antara buku yang satu dengan yang lainnya. Jadi ya, saya nikmati saja
alur yang disuguhkan mbak Dee. Menurut saya, Supernova seperti satu buku besar
dimana Akar, Petir, dan Partikel adalah bab-bab permulaan dimana tokoh-tokoh
diperkenalkan. Namun, setelah saya membaca Partikel, mulai terlihat plot besar
Supernova. Walaupun cuma nebak-nebak juga sih.
Perjalanan hidup Zarah, terbagi
menjadi beberapa bagian (in my opinion).
Zarah’s childhood, Zarah’s adventure in
Kalimantan, Zarah’s romance in London, and Zarah’s spiritual journey. Kisah
masa kecil Zarah didominasi oleh kekaguman Zarah terhadap Ayahnya dan cara
Beliau mendidik anak-anaknya yang tidak konvensional. Pada bagian ini, kita
akan melihat bahwa kehidupan si kecil Zarah berpusat pada Ayahnya. Kemudian dunia
Zarah jungkir balik nggak karuan setelah Ayahnya pergi. Kita diajak
berpetualang ke Kalimantan mengikuti pencarian Zarah terhadap Ayahnya. Dari
situ cerita terus bergulir sampai akhirnya Zarah mendapat kesempatan untuk
tinggal di London dimana menurut dia, tempat dia bisa menemukan Ayahnya dengan
lebih mudah. Sampai di sini, Dee gives us
a little break. Cerita menjadi lebih ringan karena pada bagian ini kita
akan disuguhi Zarah’s love life.
Walaupun terkesan sedikit cheesy, nggak
masalah karena setelah ini cerita menjadi lebih berisi. Zarah’s love life diakhiri dengan perselingkuhan sang kekasih
dengan sahabat lamanya (sucks, I know).
Pencarian Zarah terhadap Ayahnya sempat terhenti pada episode cinta Zarah, ironically, ketika Zarah mulai dapat
petunjuk baru mengenai Ayahnya, dia dihadapkan dengan pengkhianatan sang
kekasih dan sahabat. Umm, semacam diingatkan untuk kembali ke jalan yang benar
kali ya. Petunjuk yang Zarah peroleh menuntunnya menemui salah satu konglomerat
asal Indonesia yang tinggal di Inggris. Beliau adalah teman Firas (Ayah Zarah)
yang antusias dengan penelitian Firas. Di bagian ini kita akan disuguhi berbagai macam teori New Age, metafisika, enteogen, dan lain-lain.
Di akhir buku, kita kembali
menemui Elektra dan Bodhi yang akhirnya bertemu dan mengenali satu sama lain.
Dari situ mulai kelihatan sedikit maunya mbak Dee di Supernova. Dalam pikiran
saya, mungkin supernova ini seperti avatar ya, di avatar ada elemen tanah, air,
api, dan angin; di supernova ada akar, petir, partikel, dan gelombang. Mungkin.
Banyak juga yang bilang kualitas
supernova menurun. Kalau saya ngelihatnya kok justru mbak Dee sengaja
menggunakan gaya bahasa yang berbeda sesuai dengan karakteristik tokoh utama
masing-masing sekuel. Bahkan di Supernova pertama pun, gaya bahasa yang
digunakan Dhimas-Rheuben dan Ferre-Rana sudah berbeda.
Supernova is such a good series. Too bad, only the first in the series
has the international edition. But sometimes, the beauty of the story is Dee’s
choice of words that maybe English won’t give. Overall I give five out of five! Can’t wait for the next book.
Hopefully, ngga usah sampe nunggu 8 tahun ya mbak. Please, setaun aja cukup. Saya sudah penasaran banget mau mbak Dee
bawa kemana cerita Supernova ini.
No comments :
Post a Comment