[Review] The Naked Traveler 3 - Trinity


Title of Book:  The Naked Traveler 3
Author:  Trinity
Publisher:  B-First

Dari mulai deg-degan memasuki perbatasan Palestina, ajaibnya berenang di laut mati, lucunya berkomunikasi di China, mahalnya Timor Leste, serunya ke rumah artis Bollywood, mandi bersama orang Jepang, ngecengin cowok Korea, menyelam di Wakatobi, sampai kejadian-kejadian menggelikan akibat badannya yang lumayan geede.


                Saya sudah baca ketiga buku mbak Trinity tapi baru sekarang sempat me-review. Satu kata buat Naked Traveler, kocak! Saya sebagai manusia yang jarang sekali travelling jadi tertarik banget nget nget buat travelling gara-gara buku ini (dan kedua buku sebelumnya :D). Di buku ini mbak Trinity banyak cerita pengalamannya travelling ke China daratan, India, dan Israel. Semua pengalaman dituliskan secara jujur dengan bahasa ringan yang seringkali buat saya ketawa ketiwi sendiri waktu baca buku ini.
                Mbak trinity juga bagi-bagi tips buat pembaca-pembaca yang mau ngikutin jejaknya travelling. Baca The Naked Traveler membuat saya secara nggak sadar menuliskan rencana-rencana travelling dalam otak saya yang entah mau direalisasikan kapan. Karena berasal dari blog, jadi mungkin ada beberapa tulisan yang ‘sedikit semau gue’, tapi toh namanya juga pendapat pribadi jadi ya wajar-wajar saja (seperti review saya ini :)) ).
                Di antara tulisan-tulisan di buku ini, yang paling bisa buat saya ketawa adalah tulisan yang berjudul “Capee, Deeh!”. Di situ mbak Trinity menceritakan kesulitan bahasa yang beliau alami ketika mengadakan perjalanan ke China daratan. Saya paham kesulitan mbak Trinity karena ketika saya masih SMA, bahasa asing yang dipelajari selain bahasa Inggris adalah bahasa Mandarin. Sekolah pun sempat mendatangkan native speaker asli dari China. Wuih, belajar bahasa Mandarin dengan guru Indonesia aja susahnya minta ampun apalagi dengan guru yang asli berbahasa Mandarin. Apalagi beliau kurang lancar berbahasa Inggris. Hasilnya ? tiga tahun mendapat pelajaran bahasa Mandarin saya sekarang cuma bisa nyebut angka satu sampai sepuluh, sapaan selamat pagi siang sore malam dan kata ganti orang seperti wo, ni, ta *paraaaah*.
                Oke, kembali ke buku. Seperti buku sebelumnya, buku ini pun dibagi menjadi beberapa bagian/bab. Salah satu yang menarik adalah bab ‘Seandainya Kita’. Pada bab tersebut terdapat tulisan-tulisan yang merupakan masukan-masukan dari penulis untuk menunjang pariwisata Indonesia. Seandainya bisa diwujudkan, mungkin pariwisata Indonesia nggak kalah dari Negara-negara sebelah.
                Yah, itulah. Overall buku ini menghibur dan dapat menambah wawasan pembaca. Mbak Trinity sukses bikin saya gregetan pingin nabung untuk jalan-jalan! Jadi nggak sabar mau baca buku keempat.


No comments :

Post a Comment